Minggu, 24 November 2013

Bayern Munich sukses meraih kemenangan mutlak di kandang Borussia Dortmund. Perubahan taktik yang dilakukan Pep Guardiola di babak kedua jadi sebab Die Roten mampu meraih poin penuh.

Mantan bintang Dortmund, Mario Goetze, yang masuk pada babak kedua, mampu memimpin Bayern memberi pukulan telak atas tuan rumah di Signal Iduna Park. Dengan hasil ini Bayern mengokohkan posisinya di puncak klasemen Bundesliga dengan 35 poin, unggul 4 poin dari pesaing terdekatnya, Bayer Leverkusen dan tujuh poin dari Dortmund di posisi ketiga

Bayern datang dengan rekor fantastis di Bundesliga, yaitu tim yang paling sedikit kebobolan (tujuh gol), sementara Dortmund adalah tim yang paling banyak mencetak gol sejauh ini dengan 32 gol. Namun, pada pertandingan ini yang terlihat adalah dominasi pertahanan Bayern dan barisan penyerang Dortmund yang melempem.

Dortmund sebenarnya mampu menghadapi tekanan Bayern dan bahkan sesekali menekan tim tamu selama lebih dari satu jam pertandingan. Namun, itu semua runtuh setelah Goetze mampu menceploskan bola. Keran gol tim Bavaria itu akhirnya terbuka dan ditutup gol-gol Arjen Robben dan Thomas Mueller, Bayer pun menang 3-0.

Pertandingan sendiri lebih dikuasai oleh Bayern yang secara umum sangat disiplin dalam bertahan dan efektif dalam menyerang. Sementara itu, Dortmund berkali-kali menyia-nyiakan peluang di depan gawang.

Di laga ini, kedua tim sama-sama kehilangan beberapa pemain kunci mereka. Dortmund tampil tanpa beberapa pemain kunci di lini belakang, sementara calon peraih Ballon D'or, Frank Ribery, tidak dapat bermain karena cedera.





Pertahanan Dortmund yang Kacau

Dortmund mengawali pertandingan dengan kekhawatiran pada lini pertahanan mereka. Pada pertandingan ini keempat pemain belakang Dortmund terlihat sering melakukan mixed-up dengan duet Sokratis Papasthopolouss dan Manuel Friedrich yang terlihat tidak padu. Patut dicatat, bahwa Friedrich sendiri menjalani debut sebagai starter di pertandingan ini.

Beberapa kali Dortmund menunjukkan kelemahan mereka dalam mengantisipasi bola-bola umpan silang, baik lambung maupun datar. Namun, untungnya tidak ada gol yang bersarang ke gawang Weidenfeller pada babak pertama.

Sementara pertahanan mengkhawatirkan, begitu pun dengan lini depan Dortmund. Meski lini depan Dortmund bermain rapih dalam membangun serangan namun Bayern selalu berhasil mematahkan serangan-serangan Dortmund.

Peran kunci Bayern pada babak pertama adalah Lahm yang diposisikan sebagai gelandang bertahan. Ini membuat Dortmund seperti harus menembus tiga lapis pertahanan Bayern: bola sampai ke final third - lini belakang Bayern yang apik – Manuel Neuer sang dewa di gawang Bayern. Ini terlihat dari grafik bertahan Bayern di babak pertama. Terlihat, mulai dari garis sepertiga lapangan akhir, Bayern sudah menghentikan aliran bola Dortmund.

Defensive Chalkboard Bayern Bayern di Babak Pertama

David Alaba terlihat beberapa kali mematikan pergerakan Robert Lewandowski, sementara Jerome Boateng tak segan untuk berjibaku mencegah bola sampai masuk ke kotak penalti. Kalaupun bola berhasil sampai ke lini pertahanan Bayern, Dortmund terlihat kebingungan dan sering berlama-lama sebelum melakukan penyelesaian akhir.

Akhirnya Dortmund pun hanya berhasil melakukan empat tendangan ke gawang, dua di antaranya berhasil diblok, satu melambung, dan satu lagi berhasil diamankan Neuer.
 
Pola Serangan Bayern pada babak Pertama

Ketidakhadiran Ribery membuat kreativitas Bayern jauh menurun. Pola penyerangan Bayern mudah terbaca melalui Arjen Robben yang selalu menusuk dari kanan dan Mario Mandzukic yang jarang mendapatkan kesempatan. Keduanya sendiri lebih sering berdiri sejajar layaknya sepasang striker. Mandzukic-Robben juga melakukan pressing untuk menguji lini pertahanan Dortmund yang diisi oleh muka-muka baru.

Karena bertumpu pada Robben – Mandzukic, yang juga dibantu oleh Mueller, maka bola lebih sering dialirkan melalui umpan-umpan panjang. Strateginya adalah agar ketiga pemain depan Muenchen itu mendapatkan bola secepat mungkin.

Penurunan Dortmund pada Babak Kedua

Bermain dengan pressing tinggi di babak pertama, secara perlahan-lahan konsentrasi pertahanan Dortmund mengendor pada babak kedua. Saat menyerang, Dortmund juga terlihat selalu mengandalkan Marco Reus sebagai kreator, sehingga tidak banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh Jurgen Klopp.

Masalahnya, permainan stagnan Dortmund malah dibiarkan terus terjadi, seolah-olah mereka akan puas jika bermain kaku dan sesekali berharap penyerang mereka mampu menembus pertahanan Bayern. Hal ini berubah ketika Goetze masuk menggantikan Mandzukic.

Masuknya Götze memang awalnya membuat serangan Bayern seperti tak berujung. Artinya, mereka seperti kehilangan sosok penyelesai akhir, dan Goetze seolah memainkan peran false-nine. Namun hal ini justru menambah kreativitas serangan Bayern.

Dengan mengendornya pressing, lini pertahanan Dortmund pun bergerak menjadi semakin dalam. Keempat pemain bertahan Dortmund juga sering kali meninggalkan area kosong di pinggir luar kotak penalti.  Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Bayern.

  Grafik Gol Mario Goetze

Akhirnya Dortmund Melakukan Perubahan, Namun...

Sadar ketinggalan satu gol di kandang sendiri, Dortmund pun melakukan perubahan, yaitu dengan memasukkan pemain bertipe menyerang untuk menambah opsi menggedor Muenchen. Klopp kemudian memasukkan Pierre Erick Aubameyang dan Jonas Hofmann untuk menggantikan Jakub Blaszczykowski dan Henrikh Mkhitaryan.

Jika strategi semacam ini berhasil, maka harapan menyamakan kedudukan dan menang pun terbuka lebar. Namun, lebarnya peluang harapan tersebut selebar pula risiko kegagalannya.

Benar saja, keasyikan menyerang Bayern mampu melakukan satu serangan balik yang efektif. Berawal dari umpan jauh Thiago Alcantara, Robben mampu menerima bola sambil menggiring bola ke depan. Berhadapan dengan kiper sementara memiliki dua opsi operan, Robben melakukan setengah tembakan dan setengah mengoper terobosan lambung ke Goetze di tiang jauh. Akhirnya usaha Robben ini berbuah gol dan membuat kedudukan berubah menjadi 0-2.





Dengan hasil ini, konsentasi lini pertahanan Dortmund pun semakin kacau. Mueller yang menerima umpan cutback (lagi-lagi) di ujung kotak penalti lalu sukses memperlebar jarak menjadi tiga gol. Game over.

0 komentar:

Posting Komentar

Robby Iswanto Blog